Bacaan Perumpamaan Anak yang Hilang

Lia Susanti

Pendahuluan

Perumpamaan Anak yang Hilang adalah salah satu kisah yang paling terkenal dalam Alkitab, khususnya dalam Injil Lukas 15:11-32. Kisah ini sering digunakan untuk menggambarkan kasih dan pengampunan Tuhan terhadap umat-Nya yang tersesat. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang perumpamaan ini, mulai dari latar belakang, alur cerita, hingga makna dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Latar Belakang Perumpamaan

Perumpamaan Anak yang Hilang diceritakan oleh Yesus Kristus kepada para pendengarnya sebagai bagian dari serangkaian perumpamaan tentang hal-hal yang hilang dan ditemukan. Perumpamaan ini muncul setelah perumpamaan tentang Domba yang Hilang dan Dirham yang Hilang. Ketiga perumpamaan ini memiliki tema yang sama, yaitu sukacita di surga atas satu orang berdosa yang bertobat.

Alur Cerita Perumpamaan

Permintaan Anak Bungsu

Kisah ini dimulai dengan seorang ayah yang memiliki dua anak laki-laki. Anak bungsu meminta bagian warisannya sebelum waktunya, yang merupakan tindakan yang sangat tidak biasa dan tidak sopan pada masa itu. Sang ayah, meskipun mengetahui risiko yang mungkin terjadi, tetap memberikan bagian warisan kepada anak bungsunya.

Kehidupan di Negeri Jauh

Setelah menerima warisannya, anak bungsu pergi ke negeri yang jauh dan menghabiskan seluruh hartanya dengan hidup berfoya-foya. Ketika hartanya habis, terjadi bencana kelaparan di negeri itu, dan ia mulai mengalami kesulitan. Ia akhirnya bekerja sebagai penjaga babi, pekerjaan yang dianggap hina oleh orang Yahudi, dan bahkan ingin makan makanan babi karena kelaparan.

Pertobatan dan Kembali ke Rumah

Dalam keadaan putus asa, anak bungsu menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk kembali ke rumah ayahnya. Ia berencana untuk meminta maaf dan menawarkan diri untuk bekerja sebagai salah satu pekerja upahan ayahnya. Ketika ia masih jauh, ayahnya melihatnya dan berlari menyambutnya dengan penuh kasih. Ayahnya memerintahkan para hamba untuk memberikan pakaian terbaik, cincin, dan sepatu, serta menyembelih anak lembu tambun untuk merayakan kepulangannya.

BACA JUGA:   Bacaan Doa Manasik Haji Anak TK

Reaksi Anak Sulung

Ketika anak sulung pulang dari bekerja di ladang dan mendengar perayaan tersebut, ia marah dan merasa tidak adil. Ia mengeluh kepada ayahnya bahwa ia telah setia bekerja selama bertahun-tahun tanpa pernah mendapatkan perayaan seperti itu. Ayahnya menjelaskan bahwa semua yang dimilikinya adalah milik anak sulung, tetapi mereka harus bersukacita karena adiknya yang hilang telah ditemukan dan kembali dengan selamat.

Makna dan Pesan Moral

Kasih dan Pengampunan Tuhan

Perumpamaan ini menggambarkan kasih dan pengampunan Tuhan yang tak terbatas. Ayah dalam kisah ini melambangkan Tuhan yang selalu siap menerima dan mengampuni anak-anak-Nya yang tersesat dan bertobat. Tidak peduli seberapa besar kesalahan yang telah dilakukan, Tuhan selalu menyambut dengan tangan terbuka.

Pertobatan dan Penyesalan

Anak bungsu dalam perumpamaan ini menunjukkan pentingnya pertobatan dan penyesalan. Meskipun ia telah melakukan kesalahan besar, ia menyadari kesalahannya dan kembali kepada ayahnya dengan hati yang penuh penyesalan. Ini mengajarkan kita bahwa tidak ada kata terlambat untuk bertobat dan memperbaiki diri.

Keadilan dan Kasih Sayang

Reaksi anak sulung mengajarkan kita tentang keadilan dan kasih sayang. Meskipun ia merasa tidak adil, ayahnya menjelaskan bahwa kasih sayang dan pengampunan tidak mengurangi hak-haknya. Ini mengingatkan kita bahwa kasih Tuhan tidak terbatas dan tidak mengurangi berkat yang telah kita terima.

Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari

Pengampunan dalam Keluarga

Perumpamaan ini sangat relevan dalam konteks keluarga. Banyak keluarga mengalami konflik dan perpecahan karena kesalahan dan ketidakadilan. Kisah ini mengajarkan pentingnya pengampunan dan rekonsiliasi dalam keluarga. Dengan mencontoh kasih dan pengampunan ayah dalam perumpamaan ini, kita dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan penuh kasih.

BACA JUGA:   Bahan Bacaan Anak TK: Panduan Lengkap untuk Orang Tua dan Guru

Pertobatan dan Perubahan Hidup

Kisah anak bungsu yang bertobat dan kembali ke rumah menginspirasi kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri. Tidak peduli seberapa besar kesalahan yang telah kita lakukan, selalu ada kesempatan untuk berubah dan memulai kembali. Ini memberikan harapan dan motivasi bagi mereka yang merasa terpuruk dalam kesalahan dan dosa.

Kasih Tuhan yang Tak Terbatas

Perumpamaan ini juga mengingatkan kita tentang kasih Tuhan yang tak terbatas. Tuhan selalu siap menerima kita kembali, tidak peduli seberapa jauh kita telah tersesat. Ini memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa kita selalu memiliki tempat untuk kembali, yaitu dalam kasih Tuhan.

Kesimpulan

Perumpamaan Anak yang Hilang adalah kisah yang penuh dengan makna dan pesan moral. Melalui kisah ini, kita diajarkan tentang kasih dan pengampunan Tuhan, pentingnya pertobatan, serta keadilan dan kasih sayang dalam hubungan antar manusia. Dengan memahami dan merenungkan perumpamaan ini, kita dapat mengambil pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

: Teologia Reformed
: Alkitab SABDA
: Alkitab SABDA
: Catatan Adi
: Bible.com
: Teologia Reformed
: Alkitab SABDA
: Alkitab SABDA
: Catatan Adi
: Bible.com
: Teologia Reformed

Also Read

Bagikan: