Review Buku Cerita Bawang Merah Bawang Putih

Maya Kartika

Pengantar

Cerita "Bawang Merah Bawang Putih" adalah salah satu dongeng klasik Indonesia yang sangat terkenal. Berasal dari Provinsi Riau, cerita ini mengisahkan dua saudara tiri dengan sifat yang sangat bertolak belakang. Bawang Merah yang jahat dan Bawang Putih yang baik hati menjadi simbol dari pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang cerita ini, termasuk karakter, alur cerita, pesan moral, dan relevansinya dalam kehidupan modern.

Karakter Utama

Bawang Putih

Bawang Putih adalah karakter utama yang digambarkan sebagai sosok yang rendah hati, tekun, rajin, jujur, dan baik hati. Meskipun sering diperlakukan tidak adil oleh ibu tiri dan saudari tirinya, Bawang Putih tetap setia dan tidak pernah mengeluh. Ketulusan hatinya terlihat saat dia mencari kain yang hilang dengan sungguh-sungguh.

Bawang Merah

Bawang Merah adalah saudari tiri Bawang Putih yang memiliki sifat bertolak belakang. Dia digambarkan sebagai sosok yang sombong, malas, suka berfoya-foya, tamak, dan cemburu pada Bawang Putih. Karakternya mencerminkan sifat buruk yang semakin buruk karena perlakuan istimewa dari ibu tiri.

Ibu Tiri

Ibu tiri merupakan tokoh yang tidak adil dan membedakan perlakuan antara kedua saudara tiri. Dia selalu memanjakan Bawang Merah sementara membebankan semua pekerjaan rumah kepada Bawang Putih. Perlakuan tidak adilnya membuat dinamika konflik dalam cerita.

Nenek Tua

Nenek tua adalah karakter penting yang muncul dalam petualangan Bawang Putih. Nenek tua ini memberikan pelajaran moral kepada Bawang Putih dan Bawang Merah melalui hadiah-hadiahnya.

Alur Cerita

Cerita "Bawang Merah Bawang Putih" dimulai dengan kehidupan seorang janda yang memiliki dua putri cantik bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Meskipun keduanya cantik, sifat mereka sangat berbeda. Bawang Merah adalah anak yang manja dan malas, sementara Bawang Putih adalah anak yang rajin dan baik hati.

BACA JUGA:   Review Buku "Hari-Hari Montessori"

Suatu hari, Bawang Putih kehilangan kain milik ibu tirinya saat mencuci di sungai. Dia mencari kain tersebut hingga bertemu dengan nenek tua yang baik hati. Nenek tua tersebut memberikan dua pilihan labu sebagai hadiah: satu besar dan satu kecil. Bawang Putih memilih labu kecil yang ternyata berisi harta karun.

Ketika Bawang Merah mengetahui hal ini, dia juga pergi ke sungai dan berpura-pura kehilangan kain. Namun, karena sifatnya yang buruk, dia memilih labu besar yang ternyata berisi ular dan binatang berbisa.

Pesan Moral

Cerita "Bawang Merah Bawang Putih" mengandung banyak pesan moral yang relevan untuk semua usia. Salah satu pesan utama adalah bahwa kebaikan hati dan kejujuran akan selalu membawa kebahagiaan dan keberuntungan, sementara sifat buruk dan ketamakan akan membawa kesulitan dan penderitaan.

Kebaikan Hati

Bawang Putih adalah contoh sempurna dari seseorang yang memiliki hati yang baik. Meskipun diperlakukan tidak adil, dia tetap sabar dan tulus. Kebaikan hatinya akhirnya membawa keberuntungan dalam bentuk harta karun yang diberikan oleh nenek tua.

Kejujuran

Kejujuran adalah nilai lain yang ditekankan dalam cerita ini. Bawang Putih selalu jujur dalam tindakannya, sementara Bawang Merah sering berbohong dan menipu. Kejujuran Bawang Putih akhirnya dihargai, sementara kebohongan Bawang Merah membawa bencana.

Ketamakan

Cerita ini juga mengajarkan bahwa ketamakan tidak akan membawa kebahagiaan. Bawang Merah yang tamak memilih labu besar dengan harapan mendapatkan lebih banyak harta, tetapi akhirnya mendapatkan hukuman berupa ular dan binatang berbisa.

Relevansi dalam Kehidupan Modern

Meskipun cerita ini berasal dari masa lalu, pesan-pesan moralnya tetap relevan dalam kehidupan modern. Nilai-nilai seperti kebaikan hati, kejujuran, dan ketamakan adalah hal-hal yang masih sangat penting dalam masyarakat saat ini.

BACA JUGA:   Review Buku "Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam"

Pendidikan Karakter

Cerita "Bawang Merah Bawang Putih" sering digunakan sebagai alat pendidikan karakter bagi anak-anak. Dengan mendengarkan cerita ini, anak-anak dapat belajar tentang pentingnya memiliki sifat-sifat baik dan menghindari sifat-sifat buruk.

Refleksi Diri

Bagi orang dewasa, cerita ini bisa menjadi refleksi diri tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain dan apa yang benar-benar penting dalam hidup. Kebaikan hati dan kejujuran adalah nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi, sementara ketamakan dan kebohongan harus dihindari.

Adaptasi dan Versi Modern

Cerita "Bawang Merah Bawang Putih" telah diadaptasi dalam berbagai bentuk media, termasuk film, sinetron, dan buku cerita bergambar. Adaptasi ini membantu menjaga cerita tetap hidup dan relevan bagi generasi muda.

Film dan Sinetron

Beberapa adaptasi film dan sinetron telah dibuat berdasarkan cerita ini. Adaptasi ini sering kali menambahkan elemen modern dan variasi cerita untuk menarik penonton masa kini.

Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar tentang "Bawang Merah Bawang Putih" juga populer di kalangan anak-anak. Ilustrasi yang menarik dan cerita yang sederhana membuat buku ini menjadi favorit di kalangan anak-anak.

Kesimpulan

Cerita "Bawang Merah Bawang Putih" adalah salah satu dongeng klasik Indonesia yang kaya akan pesan moral. Dengan karakter yang kuat dan alur cerita yang menarik, cerita ini tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita ini tetap relevan dalam kehidupan modern dan dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua usia.

: Tirto.ID
: World Folktales
: Seruni
: PosKata
: Geograf

Also Read

Bagikan: